Kamis, 11 Maret 2010

Ekosistem Budidaya Polikultur

Polikultur adalah suatu sistem budi daya untuk menghasilkan lebih dari satu produk dalam satu lahan, dimana pada kesempatan ini dibahas polikultur di air payau. udang windu, bandeng dan rumput  laut adalah primadona bagi petani tambak.
Udang windu : 
Hidup di jenis tanah liat, slinitas 10-30 ppt, suhu air 26-30 derajat celcius, pH 7,5 -8,5, kedalaman 0,75 - 1M, kecerahan 25-30 cm, oksigen terlarut 4 - 8 mg/ L
Bersifat noktural mencari makan di malam hari dan memakan klekap, plankton, lumut-lumutan, diatom, benthos, cacing dan detrius
Bandeng: 
Hidup di jenis tanah liat berpasir, salinitas 15-25 ppt, suhu air 26 - 32 derajat celcius, pH 7,5 - 9, kedalaman 0,4 - 1M, kecerahan 30-50 cm, oksigen terlarut > 5,0 mg / L 
Bersifat diurnal mencari makan di siang hari memakan kelekap, gangang, bakteri, ptotozoa, cacong sang adang renik
Rumput Laut:
Hidup di jenis tanah pasir berlumpur, salinitas 13 - 30 ppt, suhu air 20-28 derajat celcois, pH 6-9, kedalaman 0,5 - 1M
Di siang hari pensuplai oksigen
sebagai filter bagi rambak
tempat tumbuhnya plankton dan benthos
tempat persembunyian udang windu dan bandeng
Dari ketiganya terlihat memiliki sifat Euryhalin yaitu tahan terhadap suhu yang tinggi, rentang terhadap pH dan salinitas.
Hubungan antara udang windu, bandeng dan rumout laut adalah simbiosis mutualisme ( hubungan yang saling menguntungkan satu sama lainnya )
Bagian thalus atau batang semua rumput laut yang mati dan mengakibatkan timbulnya kelekap, kelekap yang membusuk  akan menganggu pertumbuhan rumpit laut sementara udang windu dan bandeng menyukai sekali kelekap sebagao makanan pokoknya.
Kompotitor udang windu, bandeng san rumput laut adalah alga hijau dan plankton , dimana alga dan plankton akan menempel pada rumput laut sehingga menganggu perumbuhan  rumput laut, dan kelebatan alga akan menganggu udang windu untuk bergerak , disamping kelekap, alga sangat disukai oleh bandeng sehingga populasi alga dapat di tekan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar